Thailand, 12 November 2014
Baiklah,
saatnya melanjutkan kembali ceritaku di sini, masih di Pattani, Thailand.
Mungkin
hari ini adalah hari yang cukup menyenangkan. Karena pertama, hari ini aku dan
partnerku Intan, mengenakan kostum mengajar yang sama. Kita mengenakan gamis warna hitam-putih yang bagian bawahnya
bermotif kotak-kotak. Kita membeli bersama di sebuah toko di dekat pasar Palas
di Pattani.
Entah kenapa, selera kita sepertinya banyak samanya. Mulai dari
sepatu sandal yang kita beli di Purwokerto sebelum berangkat ke Thailand,
sepatu sandal kita sama lho... hanya warna yang membedakan. By the way, aku
yang milih, Intan sebatas ibid. Hehe...
Ini lhoo
sepatu sandal kita... :)
Sepatu
sandalku warna coklat muda, sedangkan punya Intan warna coklat tua.
Kemudian, pakaian dalam yang kita beli di Duta Mode Purwokerto juga sama. Padahal waktu
milih ya nggak ada persekongkolan untuk membelinya dengan model dan warna yang
sama. Maaf yaaa rada ngeblue, so aku tak berani memasang fotonya. Hehe..
Lalu,
hari ini kita membeli parfum di Pattani, Thailand. Karena abah Kholid melarang
kita membawa parfum, dikhawatirkan ketika di ruang pemeriksaan barang di
Bandara, parfum kita di sita petugas. Abah menyarankan kita membelinya di
Thailand saja. So kita menuruti wasiat abah. Hehe...
Nah,
lagi-lagi selera kita berdua sama. Kita beli parfum yang sama sob... Ini dia... taraaaaaaatatatatat..
Mungkin
aromanya kalau di Indonesia itu sama seperti aroma parfum Casablanca warna
merah. Hmm..
The
first time we`re like this, guys!
Jadi
hari ini ada hal yang berbeda yang aku rasakan, mungkin Intan merasakannya
juga. Karena tadi usai mengajar, kita berdua duduk-duduk di bawah pohon di
depan sekolah. Di situ memang sudah disediakan tempat untuk bersantai. Aku suka
sekali duduk disitu, selain karena terasa sejuk di bawah pohon, juga karena di
situ ada wifi waterfall. Hehheee.. jadi kalau duduk di situ kita bisa
hotspotan sob... :)
Saat
kita sedang duduk-duduk, tiba-tiba beberapa siwi menghampiri kita.
Ini belum pernah terjadi sebelumnya. Biasanya mereka kalau berpapasan dengan
kita langsung tersipu malu, kadang ada yang langsung ngumpet, wkwk lebay banget
yaaa.. :D
Mungkin
mereka ingin akrab dengan kita, selaku guru baru bagi mereka. Okelah.. kita
sangat welcome. Tahukah, apa yang mereka minta dari kita saat duduk
bersama? Hmm.. mereka meminta kita menyanyi sob... :)
Jadi,
anak-anak di sini sangat menyukai tembang (nasyid), dan ketika mereka
mendengarkan orang menyanyi itu sebuah hal yang sangat pantas untuk dinikmati
bagi mereka, sekalipun tanpa diiringi musik. So, kita pun menuruti permintaan
mereka. Pertama, kita membawakan lagu yang berjudul "Terimakasih Guruku"
yang dinyanyikan anak-anak AFI Junior. Tahu kaaan..?
Karena
posisi kita di sini sebagai guru, dan mereka siswi kita, jadi cocok lah kalau
kita memperkenalkan lagu ini. Lalu kita menyanyikan lagu itu, sambil memutar
MP3-nya. Mereka saaangat menikmati. Setelah itu, mereka meminta kita menyanyi
lagi. Ulu-ulu.. ketagihan sama suara merdu kita nih anak-anak... Hehehe... :D
Well,
demi mereka kita pun mau menyanyi lagi, lagunya Rumor "Butiran Debu",
sambil memutar MP3-nya. Sungguh, mereka sangat sangat menikmatinya. Ekspresi
wajah mereka seperti belum pernah melihat orang macam kita berdua. Mereka itu..
mungkin kalau dikatakan dalam bahasa jawa, istilahnya "gumunan". Wkwk.. :P
Ujung-ujungnya
kita tidak menyanyi satu atau dua lagu saja, tapi berlagu-lagu. Yaa.. tidak
masalah, yang terpenting bagi kita, mereka bisa tersenyum bahagia. Ciyee.. :)
Ini
foto-foto saat bersama mereka sob...
Tahukah,
mereka adalah anak-anak yang masih lugu. Di umur mereka yang sudah menginjak
14-18 tahun, mereka itu tak seperti kita yang di umur segitu sudah tahu
ini-itu, tahu cara dandan yang fashionable, cara menarik lawan jenis
yang jitu, wezzz.. di umur segitu kita sudah menganal friendster, twitter,
facebook, de el el... tapi mereka tidak.
Sungguh,
mereka masih lugu. Contoh kecilnya tadi itu, mendengarkan orang menyanyi saja
mereka sangat menikmati sambil terkagum-kagum. Hari gini, mereka masih
menikmati lagu-lagu nasyid. Nasyid itu kan aliran musik yang sudah sangat lama
aku kenal. Kira-kira umur 12 tahun aku mulai mengenal nasyid. Sekarang umurku
22 tahun. Nah lho... sudah 10 tahun yang lalu diriku mengenal nasyid. Sekarang
ya bukan nasyid lagi yang nge-trend bagi duniaku, dunia kita,sekarang
ya lagu-lagu pop, jazz, dangdut yang nge-trend, ya kan...?
Tapi
di sini tidak, nasyid seperti tembang yang sangat favorit. Baik siswa ataupun
siswi, bahkan guru-guru di sini sangat mencintai nasyid. Setiap ada acara,
pasti ada yang membawakan nasyid. Kemarin saja saat acara Sambutan Guru
Tarbiyah, kita mendapatkan hadiah nasyid dari 2 siswi di sini. Katanya, lagu
yang mereka bawakan adalah sengaja mereka ciptakan untuk menyambut kedatangan
kita berdua. Sungguh sambutan yang hangat.. ^_^
Kemudian,
dalam hal bergaul dengan lawan jenis, mereka sangat menjaga jarak. Selama aku
di sini tidak pernah sekalipun melihat perempuan berbaur atau duduk bersama
dengan laki-laki, tidak pernah sekalipun melihat perempuan berada di satu motor
dengan laki-laki, baik di area Vityasil School ataupun di jalan raya. Luar
biasa.
Lalu
ketika sore kita berdua mengadakan kegiatan senam otak, karena bunyinya saja
"senam", jadi mereka semua mengenakan celana training, kaos training,
plus jilbab. Tahukah, ini pertama kalinya kita menyaksikan mereka mengenakan
celana, sob. Lucu sekali. Karena kita biasanya melihat mereka mengenakan gamis
dan jilbab yang besar, eh.. kali ini mengenakan celana. Aissss.. beda bangeeet.
Begitu
mereka keluar dari kamar, jezzz lalu menghampiri kita berdua, spontan kita
berdua ketawa cekikikan di belakang. Mereka itu jalan sambil malu-malu, tangan
mereka menutup-nutupi paha dan pantat. Ini satu bukti bahwa mereka tidak
terbiasa dengan pakaian seperti ini. Subhanalloh jiddan...
Apalagi
saat ada seorang Ustad yang tiba-tiba melintas di depan mereka, mereka spontan
merapat-rapatkan kaki, sambil menarik-narik baju ke bawah, maksudnya supaya
menutupi paha dan pantat mereka. Bahasa tubuh mereka itu seperti sedang
telanjang bulat, pokoknya gerakan mereka itu, ahh... lucu banget. Bisa di
bilang "kayak cacing kapanasen". wkwkwk..
Padahal
kita, Pe-De aja kan kalau make training begituan, justru malah di pamer-pamerin
ke orang lain. Iya kan??? Hahaha.. :D
Kemudian,
di sini aku tidak pernah mendengar mereka tertawa keras atau menyanyi-nyanyi
dengan suara lepas, baik itu di kamar, di kamar mandi, di kelas, tidak pernah. Anak-anak
di sini kalau bicara itu pelan, halus, senyumnya terukur, tertawanya sebatas
cekikikan, bukan cekakakan. Khususnya yang perempuan. Karena kita di sini
tinggal di asrama perempuan, sekaligus menjadi pembimbing asrama. So, di sini
kita banyak menghabiskan waktu dengan sesama perempuan. Sedangkan asrama
laki-laki ada tempatnya sendiri dan pembimbingnya sendiri.
Oh
yaaa, mereka anak-anak perempuan, kalau mandi itu bersama-sama di luar kamar
mandi. Hah??? Maksudnya? Ya, jadi di depan kamar mandi itu ada semacam bak
panjang dan besar, berisi air. Mereka biasa mandi bersama mengenakan kain
semacam "jarit". Hihii asyik kaaan.. ya mandi, ya ngerumpi, apalagi
perempuan semua.. Tau laaah gimana kalau dibayangkan.. wkwk
Jadi,
di sini kita seperti sedang hidup bersama bidadari-bidadari surga (kata Intan).
Hehe..
Bagaimana
tidak, gaya hidup mereka jauh dari kata gaya hidup modern. Itu yang membuat
mereka terlihat lugu. Tidak seperti kita yang hidupnya sudah
terkontaminasi dengan gaya hidup modern, yang mana kita selalu menerima segala
budaya yang masuk dari luar, hampir tidak ada penyaringan, karena kita sangat toleran bukan? Mulai dari cara memakai
media sosial, media elektronik, kita sangat up to date, mengikuti zaman
banget... lalu soal bersosial, wah kita berbeda sekali dengan mereka.
Kita, berbaur dengan laki-laki sudah hal yang biasaaa, mau nyanyi bareng, mau
ketawa bareng, mau duduk-duduk bareng, yaa enjoy-enjoy saja. All iz well...
Hehehe.. this is we are.. not like them..
Kesimpulannya, di sini itu.. kita menjadi perempuan 100%! Perempuan yang mahal. Hahaha...
0 komentar:
Posting Komentar