Analisis Film "The Miracle Worker" Melalui Pendekatan Teori Belajar Behaviorisme

Minggu, 06 April 2014



          A.           Sinematografi
Film “The  Miracle Worker” yang realisasi pertama adalah pada tahun 1957 Playhouse 90 siaran yang ditulis oleh William Gibson dan dibintangi oleh Teresa Wright sebagai Sullivan, Patricia McCormack sebagai Keller, dengan Anne Bancroft sebagai Sullivan. Film yang di sutradarai oleh Arthur Penn, diambil dari kisah nyata yang menceritakan seorang anak kecil yang bernama Hellen Keller, ia adalah seorang anak perempuan yang cantik berusia sekitar tujuh tahun yang mempunyai cacat atau keterbatasan indera. Ia mengalami kebutaan, tidak bisa mendengar dan tidak bisa berbicara. Hellen Keller merupakan anak dari pasangan Arthur Keller dan Catie Keller, karena melihat kondisi hellen seperti itu ayahnya hendak membawa hellen kerumah sakit jiwa, karena sudah di bawa ke beberapa  rumah sakit di dua negara tidak ada yang sanggup. Namun hal tersebut ditolak oleh ibu dan bibi Hellen. Kemudian bibi Hellen menyarankan agar ayah Hellen mengirimkan surat kepada Dr. Chisolm di Baltimore guna meminta dikirimkan seorang pengasuh sekaligus pengajar untuk Hellen. Lalu ayah hellen mengirim surat kepada Dr. cuisolm,Tak berapa lama surat itupun sampai pada Dr. Chisolm dan beliau langsung menugaskan Ny. Annie Sullivan untuk menjadi pengasuh sekaligus pengajar Hellen, yang mempunyai latar belakang hampir sama dengan apa yang dialami hellen, bahkan ia dibesarkan di rumah sakit jiwa.Setelah sampai di rumah keluarga Keller, Ny. Sullivan langsung pendekatan dengan Hellen. Tetapi dengan kedatangan Ny.sullivan hellen merasa terganggu dan Hellen marah-marah, lalu hellen menuju kamar dengan membawa bawaan Ny.sulivan dan menemukan boneka didalam tas yang di bawanya tadi, hellen merasa senang, dengan penemuanya itu Ny.sillivan  memberitahu nama “boneka” itu dengan sandi tangan. Akan tetapi ia sempat dikunci di dalam kamar oleh Hellen dan kuncinya di bawa lalu di buang, karena merasa terganggu akan kehadirannya. Dengan adanya kejadian tersebut tidak berarti membatalkan  niat Ny. Sullivan untuk mengasuh serta mengajar Hellen. Kemudian  Saat keluarga Keller sedang makan bersama, seperti hari-hari sebelumnya kebiasaan Hellen selalu memakan makanan dari piring-piring anggota keluarga satu persatu dengan tangan langsung(tanpa sendok makan). Namun Ny. Sullivan tidak mau jika Hellen melakukan hal ini secara terus-menerus, dan hellen marah-marah karena tidak boleh melakukan hal yang diinginkan,kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan dari sebelumnya.  Akhirnya ia meminta agar seluruh anggota keluarga Keller untuk meninggalkannya bersama Hellen di ruang makan bersama ny.sullvia untuk diajari makan yang baik, ny.sullvian agak kesulitan mengajari hellen namun, setelah beberapa waktu di dalam ruang makan Hellenpun akhirnya mampu makan menggunakan piring sendiri bahkan mampu juga menggunakan sendok serta garpu. Meskipun keadaan di ruang makan menjadi berantakan serta Hellen kelihatan tertekan. Melihat keadaan tersebut keluarga Keller merasa tidak senang dan hendak memecat Ny. Sullivan, akan tetapi Ny. Sullivan bersikeras untuk menggasuh dan mengajar Hellen serta memberikan pemahaman kepada keluarga Keller bahwa Hellen sangat membutuhkan pendidikan. Selain itu Ny. Sullivan juga mengetahui bahwa Hellen mempunyai kecerdasan yang tinggi meskipun Hellen mempunyai keterbatasan indera.
Setelah melalui perbincangan-pembicaraan akhirrnya keluarga Keller menyetujui niat Ny. Sullivan untuk mengasuh serta mengajar Hellen dengan caranya sendiri, dan ia meminta agar ia dan Hellen ditempatkan di rumah yang sebenarnya dijadikan gudang oleh keluarga Keller yang berada di hutan  yang tidak jau dari rumah. Kemudian hellen diantar pake kereta kuda. Dengan keterbatasan waktu yang diberikan keluarga Keller kepada Ny. Sullivan dalam mengasuh dan mengajar Hellen. Ny. Sullivan sangat bersunggguh-sungguh karena merasa memiliki kemiripan latar belakang. Meskipun pada awalnya Hellen sempat merasa takut dan terganggu akhirnya Ny. Sullivan berhasil mendekati  Hellen. Ia mengajarkan Hellen tentang kata-kata benda yang ada di sekitarnya dengan menggunakan huruf sandi  tangan. Dengan cepat Hellen mampu menggunakan sandi dengan tangan yang diajarkan oleh Ny. Sullivan, akan tetapi Hellen tidak memahami apa yang diajarkannya sampai tiba hari terakhir yang diberikan oleh keluarga Keller kepadanya. Kemudian Ny. Sullivan meminta tambahan waktu kepada keluarga Keller dalam mengasuh serta mengajari Hellen. Namun keluarga Keller enggan memberikan tambahan waktu tersebut.
            Karena berakhirnya waktu yang diberikan kepada Ny. Sullivan, Hellenpun kembali dibawa pulang ke rumah oleh keluarga Keller. Hingga tiba waktu makan bersama keluarga Keller, sebab belum memahami apa yang diajarkan Ny. Sullivan kepadanya Hellen akhirnya makan kembali menggunakan kebiasaannya sebelum kedatangan Ny. Sullivan, yaitu memakan makanan dari piring-piring anggota keluarga yang makan. Oleh karena itu Ny. Sullivan kembali untuk meminta waktu tambahan dalam mengajar Hellen agar apa yang telah diajarkannya kepada Hellen tidak hilang begitu saja. Di lain pihak keluarga Keller tetap tidak mau memberikan waktu tambahan untuk Ny. Sullivan dalam mengajar dan mengasuh Hellen. Akhirnya Ny. Sullivan membawa Hellen keluar rumah dan menuju sumur pompa yang terletak di depan rumah keluarga Keller. Meskipun awalnya keluarga Keller tidak merelakan, namun akhirnya keluarga tersebut merelakannya. Setelah beberapa waktu, dengan sumur pompa dan air tersebut akhirnya Hellen mampu memahami apa yang selama ini diajarkan oleh Ny. Sullivan kepadanya. Hellen meminta Ny. Sullivan untuk mengajarkannya kembali tentang apa yang belum ia pahami. Kemudian Hellenpun tumbuh menjadi dewasa serta mampu menjadi seorang pengacara terkenal meskipun ia mempunyai banyak kerterbatasan.

B.            Analisis Film “The Miracle Worker” Berdasarkan Pendekatan Teori Behaviorisme
Hal pertama yang diajarkan Ny. sullivan adalah bahasa, karena bahasa adalah jendela menuju dunia. Tanpa memahami bahasa seseorang tidak mungkin memahami dunia. Dunia tidak mesti diartikan sebagai sesuatu yang besar dan tak terjamah. Dunia Hellen adalah makanan, permainan, keluarga, serta lingkungan fisik tempat dia hidup.Huruf demi huruf disusun lewat gerakan jari-jari tangan. Setiap kata disandingkan langsung dengan bendanya untuk diraba dan dirasakan oleh Hellen.
Ny. sullivan tidak memberikan reward atas tingkah hellen yang buruk seperti berteriak atau berguling-guling di lantai. ms. sullivan akan mengabaikan rengekan hellen yang tidak beralasan. dia juga tidak membiarkan hellen mencomot makanan dari piring orang lain, dia selalu menghentikan hellen berbuat demikian. Hal itu sesuai dengan teori belajar yang menyarankan extinction atau pengabaian atas perilaku yang buruk namun tidak berisiko, dan memberikan hukuman atas perilaku buruk berisiko dengan segera.
Pendekatan yang di gunakan ms. Sullivan adalah dengan pendekatan teori behaviorisme. Teori belajar behaviorisme menjelaskan belajar itu adalah perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur dan dinilai secara konkrit. Perubahan terjadi melalui rangsangan (stimulus) yang menimbulkan hubungan perilaku reaktif (respon). Metode pengajaran yang digunakan oleh Ny. Sulivan adalah dengan mem-berikan reaksi terhadap lingkungannya dan interaksi ini menghasilkan pola-pola perilaku yang kemudian membentuk kepribadian Tingkah laku Hellen.
Pada dasarnya pembiasaan klasik ( classical conditioning) adalah sebuah prosedur peciptaan refleks baru dengan cara mendatangkan stimulus sebelum terjadinya refleks tersebut. Teori pembiasaan perilaku respon merupakan teori belajar yang paling muda usianya dan masih sangat berpengaruh di kalangan para ahli psikologi belajar masa kini. Penciptanya adalah Burrhus Frederic Skinner (lahir tahun 1904).
Teori ini di kembangkan oleh Albert Bandura. Dalam teori ini ditegaskan bahwa anak akan meniru perilaku orang dewasa dan lingkungan yang ada di sekitarnya. Manusia bukanlah hasil dari dorongan tidak sadar melainkan merupakan hasil belajar, sehingga ia dapat diubah dengan memanipulasi dan mengkreasi kondisi-kondisi pembentukan tingkah laku. Manusia cenderung akan mengambil sti-mulus yang menyenangkan dan menghin-darkan stimulus yang tidak menyenang-kan. Kepribadian seseorang merupakan cerminan dari pengalaman, yaitu situasi atau stimulus yang diteri-manya. Memahami kepribadian manusia ,  mempelajari dan memahami bagai-mana terbentuknya suatu tingkah laku.
Dalam kisah Hellen Keller dalam film The Miracle Worker ini terdapat beberapa bentuk pengaplikasian teori-teori pembelajaran (behaviorisme), antara lain ialah: ketika hellen marah ibu Hellen selalu memberikan makanan yang bias menjadikan hellen tenang, ketika Ny.sullifan melihatnya ia menegur ibu Hellen, karena memberikan hadiah kepada Helen ketika melakukan kesalahan. Dan juga ketika Ny. Sulivan mengajari hellen ia membawa boneka untuk diberikan hadiah ketika apa yang diajarkan bias ia lakukan. (koneksionisme dan pembiasaan perilaku respon). Ny. Sulivan membiasakan Hellen menggunakan sandi tangan untuk memahami segala sesuatu yang ada di sekitarnya untuk dipahaminya, bahkan mengajaknya berkeliling agar mengetahui dan memahami semuanya yang ada di lingkungan tempat Hellen belajar dengan pemanfaatan lingkungan yang ada. Hingga akhirnya Hellen dapat memahami apa yang diajarkan Ny. Sullivan melalui pembiasaan-pembiasaan yang telah diberikanya  (pembiasaan/conditioning). Seperti mengajari Hellen mengeja kata-kata yang ia pernah rasakan, seperti memberinya kue,susu dan lain sebagainya untuk memudahkan pemahaman hellen. Selain itu hal tersebut juga dilakukan secara berulang-ulang (teori pembiasaan perilaku respon).Membiasakan Hellen makan menggunakan pring sendiri, sendok dan garpu sehingga ia menjadi terbiasa melakukan hal tersebut (pembiasaan/conditioning) serta dilakukan berulang-ulang hingga Hellen mampu melakukannya (teori pembiasaan perilaku respon).
            Hellen meniru apa yang dilakukan Ny. Sullivan terhadapnya, yaitu Ny. Sullivan menamparya ketika pertama kali Hellen diajari makan menggunakan piring , sendok serta garpu sendiri. (teori yang dikembangkan oleh Albert Bandura). Dalam pembelajaran yang telah di ajarkan Ny.sulivan merupakan pembelajaran yang membutuhkan waktu dan kesabaran, karena dalam pembelajaran ini perlu kebiasaan-kebiasaan dan pengaplikasikan atau pembiasaan. Tujuan pembelajaran dibagi dalam bagian kecil yang ditandai dengan pencapaian suatu ketrampilan tertentu. Pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati. Kesalahan harus segera diperbaiki. Pengulangan dan pelatihan digunakan supaya perilaku yang digunakan dapat menjadi kebiasaan. Hasil yang diharapkan dari penerapan teori behafiorisme ini adalah terbentuknya perilaku yang diinginkan.
            Meskipun teori behaviorisme berhasil digunakan Ny. Sullivan dalam mengasuh dan mengajar Hellen, akan tetapi terdapat pula peran teori pembelajaran kognitivisme dalam prosesnya. Yaitu secara kognitif Hellen tidak akan mau mempelajari apa yang diajarkan Ny. Sullivan kepadanya jika ia tidak memutuskan untuk mau diajari. Hellen tidak akan memahami apa yang telah diajarkan oleh Ny. Sullivan kepadanya jika ia tidak menghendaki hal tersebut. Meskipun proses belajar itu dapat diamati secara langsung, akan tetapi proses belajar juga merupakan kegiatan mental yang tidak dapat diamati secara langsung. Seperti halnya kehendak atau kemauan.
Ketegasan sekaligus totalitas ms. Sullivan mendidik Hellen akhirnya membuahkan hasil yang ajaib. Siapa yang menyangka seorang anak buta dan bisu-tuli yang pemarah dan dimanja, yang selama 7 tahun hidupnya tidak pernah diajarkan sepatah kata pun, bisa memahami bahasa dan mengubah tingkah laku buruknya menjadi perilaku yang positif? seakan-akan mukjizat yang bekerja, bahkan Hellen akhirnya menjadi seorang pengacara yang sukses ketika dewasa.
Kisah nyata ini mendorong kita memahami anak dengan hambatan dan kesulitan belajar dan bagaimana cara mengatasinya sesuai dengan teori belajar dan modifikasi perilaku yang kita pelajari dalam wilayah psikologi. Kisah ini juga meyakinkan kita untuk bersikap optimis dan total dalam menangani masalah berat yang orang lain barangkali tidak yakin atau sanggup menanganinya.

2 komentar:

  1. Omega mengatakan...:

    Dan hari ini aku nonton filmnya.. sdikit byak belajar tentang mendidik anak dgn tegas yg penuh kasih..

Posting Komentar