KBRN, Jakarta : 11 September 2011, tepat 10 tahun runtuhnya menara
kembar pusat perdagangan dunia WTC di New York Amerika Serikat. Versi
resmi Amerika Serikat menyebutkan runtuhnya menara kembar itu akibat
ditabrak dua pesawat terbang. Yang dituduh sebagai pelakunya adalah
organisasi Islam, Al-Qaeda, walaupun pemimpinnya, Osama bin Laden
membantah terlibat.
Untuk mengenang peristiwa yang menewaskan 3 ribu orang itu, dibekas
berdirinya menara kembar WTC diselenggarakan acara dihadiri para
keluarga korban, Presiden Barrack Obama, para mantan presiden AS Bush
dan Clinton, dan Walikota New York Michael Bloomberg.
Kewaspadan ditingkatkan menjelang 11 September, khususnya di
pangkalan-pangkalan militer didalam wilayah Amerika Serikat. Sedangkan
warga negara Amerika Serikat di seluruh dunia diminta waspada terhadap
segala kemungkinan dengan mendaftarkan diri ke website Kementrian Luar
Negeri atau kedutaan-kedutaan dan konsulat-konsulat Amerika Serikat di
negara-negara tempat mereka berada. Pendaftaran diri warga negara
Amerika Serikat ke website itu agar mudah dihubungi jika terjadi keadaan
darurat.
Peningkatan kewaspadaan menunjukan Amerika Serikat bersungguh-sungguh
menghadap apa yang disebut ancaman Al-Qaeda, yang konon akan dilakukan
11 September mendatang. Berdasarkan dokumen yang ditemukan dalam operasi
militer Amerika Serikat di Pakistan Mei lalu yang menewaskan Osama bin
Laden disebutkan akan ada serangan terhadap Amerika Serikat pada
peringatan 10 tahun runtuhnya menara kembar WTC.
Versi resmi Amerika Serikat bahwa menara kembar WTC runtuh
semata-mata karena ditabrak pesawat terbang, masih diragukan oleh
kalangan tertentu, justru didalam negeri Amerika Serikat sendiri. Prof
Dr Steven E Jones (guru besar fisika pada Birgham Young University, USA)
mengatakan, selain terjangan pesawat terbang yang mengakibatkan
kebakaran, didalam bangunan kedua menara kembar sudah dipasang bom-bom
berkekuatan besar.
Sebagian besar materi gedung WTC yang terdiri atas besi dan baja yang
kuat, tidak mungkin hancur seperti serbuk kalau bukan karena ledakan
bom. Profesor Steven Jones sendiri telah mengusulkan agar menyelidiki
siapa sebenarnya yang menghancurkan menara kembar WTC. Namun usul itu
tidak diacuhkan pemerintah Amerika Serikat.
Jika analisa Profesor Steven Jones sebagai hasil riset itu benar
adanya, maka runtuhnya menara kembar WTC adalah sebuah rekayasa.
Tujuannya, menciptakan kejutan besar, sehingga Amerika Serikat leluasa
melakukan tindakan-tindakan dengan alasan membasmi teroris, menginvasi
negara-negara lain, seperti Afghanistan dan Irak.
Memperingati 10 tahun runtuhnya menara kembar WTC di New York, selain
untuk mengenang dan mendoakan korban-korban yang tewas, perlu juga
upaya menyelidiki pelaku sebenarnya seperti dusulkan profesor Steven
Jones. (DS/DD)
(Editor : Djasli Djosan)
0 komentar:
Posting Komentar