Menjadi Perempuan 100% Di Sini

Kamis, 13 November 2014


Thailand, 12 November 2014


Baiklah, saatnya melanjutkan kembali ceritaku di sini, masih di Pattani, Thailand.
Mungkin hari ini adalah hari yang cukup menyenangkan. Karena pertama, hari ini aku dan partnerku Intan, mengenakan kostum mengajar yang sama. Kita mengenakan  gamis warna hitam-putih yang bagian bawahnya bermotif kotak-kotak. Kita membeli bersama di sebuah toko di dekat pasar Palas di Pattani. 
Entah kenapa, selera kita sepertinya banyak samanya. Mulai dari sepatu sandal yang kita beli di Purwokerto sebelum berangkat ke Thailand, sepatu sandal kita sama lho... hanya warna yang membedakan. By the way, aku yang milih, Intan sebatas ibid. Hehe...
Ini lhoo sepatu sandal kita... :)

Sepatu sandalku warna coklat muda, sedangkan punya Intan warna coklat tua.

Kemudian, pakaian dalam yang kita beli di Duta Mode Purwokerto juga sama. Padahal waktu milih ya nggak ada persekongkolan untuk membelinya dengan model dan warna yang sama. Maaf yaaa rada ngeblue, so aku tak berani memasang fotonya. Hehe..
Lalu, hari ini kita membeli parfum di Pattani, Thailand. Karena abah Kholid melarang kita membawa parfum, dikhawatirkan ketika di ruang pemeriksaan barang di Bandara, parfum kita di sita petugas. Abah menyarankan kita membelinya di Thailand saja. So kita menuruti wasiat abah. Hehe...
Nah, lagi-lagi selera kita berdua sama. Kita beli parfum yang sama sob... Ini dia... taraaaaaaatatatatat..

Mungkin aromanya kalau di Indonesia itu sama seperti aroma parfum Casablanca warna merah. Hmm..

The first time we`re like this, guys!
Jadi hari ini ada hal yang berbeda yang aku rasakan, mungkin Intan merasakannya juga. Karena tadi usai mengajar, kita berdua duduk-duduk di bawah pohon di depan sekolah. Di situ memang sudah disediakan tempat untuk bersantai. Aku suka sekali duduk disitu, selain karena terasa sejuk di bawah pohon, juga karena di situ ada wifi waterfall. Hehheee.. jadi kalau duduk di situ kita bisa hotspotan sob... :)
Saat kita sedang duduk-duduk, tiba-tiba beberapa siwi menghampiri kita. Ini belum pernah terjadi sebelumnya. Biasanya mereka kalau berpapasan dengan kita langsung tersipu malu, kadang ada yang langsung ngumpet, wkwk lebay banget yaaa.. :D
Mungkin mereka ingin akrab dengan kita, selaku guru baru bagi mereka. Okelah.. kita sangat welcome. Tahukah, apa yang mereka minta dari kita saat duduk bersama? Hmm.. mereka meminta kita menyanyi sob... :)
Jadi, anak-anak di sini sangat menyukai tembang (nasyid), dan ketika mereka mendengarkan orang menyanyi itu sebuah hal yang sangat pantas untuk dinikmati bagi mereka, sekalipun tanpa diiringi musik. So, kita pun menuruti permintaan mereka. Pertama, kita membawakan lagu yang berjudul "Terimakasih Guruku" yang dinyanyikan anak-anak AFI Junior. Tahu kaaan..?
Karena posisi kita di sini sebagai guru, dan mereka siswi kita, jadi cocok lah kalau kita memperkenalkan lagu ini. Lalu kita menyanyikan lagu itu, sambil memutar MP3-nya. Mereka saaangat menikmati. Setelah itu, mereka meminta kita menyanyi lagi. Ulu-ulu.. ketagihan sama suara merdu kita nih anak-anak... Hehehe... :D
Well, demi mereka kita pun mau menyanyi lagi, lagunya Rumor "Butiran Debu", sambil memutar MP3-nya. Sungguh, mereka sangat sangat menikmatinya. Ekspresi wajah mereka seperti belum pernah melihat orang macam kita berdua. Mereka itu.. mungkin kalau dikatakan dalam bahasa jawa, istilahnya "gumunan". Wkwk.. :P

Ujung-ujungnya kita tidak menyanyi satu atau dua lagu saja, tapi berlagu-lagu. Yaa.. tidak masalah, yang terpenting bagi kita, mereka bisa tersenyum bahagia. Ciyee.. :)
Ini foto-foto saat bersama mereka sob...


Tahukah, mereka adalah anak-anak yang masih lugu. Di umur mereka yang sudah menginjak 14-18 tahun, mereka itu tak seperti kita yang di umur segitu sudah tahu ini-itu, tahu cara dandan yang fashionable, cara menarik lawan jenis yang jitu, wezzz.. di umur segitu kita sudah menganal friendster, twitter, facebook, de el el...  tapi mereka tidak.
Sungguh, mereka masih lugu. Contoh kecilnya tadi itu, mendengarkan orang menyanyi saja mereka sangat menikmati sambil terkagum-kagum. Hari gini, mereka masih menikmati lagu-lagu nasyid. Nasyid itu kan aliran musik yang sudah sangat lama aku kenal. Kira-kira umur 12 tahun aku mulai mengenal nasyid. Sekarang umurku 22 tahun. Nah lho... sudah 10 tahun yang lalu diriku mengenal nasyid. Sekarang ya bukan nasyid lagi yang nge-trend bagi duniaku, dunia kita,sekarang ya lagu-lagu pop, jazz, dangdut yang nge-trend,  ya kan...?
Tapi di sini tidak, nasyid seperti tembang yang sangat favorit. Baik siswa ataupun siswi, bahkan guru-guru di sini sangat mencintai nasyid. Setiap ada acara, pasti ada yang membawakan nasyid. Kemarin saja saat acara Sambutan Guru Tarbiyah, kita mendapatkan hadiah nasyid dari 2 siswi di sini. Katanya, lagu yang mereka bawakan adalah sengaja mereka ciptakan untuk menyambut kedatangan kita berdua. Sungguh sambutan yang hangat.. ^_^




Kemudian, dalam hal bergaul dengan lawan jenis, mereka sangat menjaga jarak. Selama aku di sini tidak pernah sekalipun melihat perempuan berbaur atau duduk bersama dengan laki-laki, tidak pernah sekalipun melihat perempuan berada di satu motor dengan laki-laki, baik di area Vityasil School ataupun di jalan raya. Luar biasa.
Lalu ketika sore kita berdua mengadakan kegiatan senam otak, karena bunyinya saja "senam", jadi mereka semua mengenakan celana training, kaos training, plus jilbab. Tahukah, ini pertama kalinya kita menyaksikan mereka mengenakan celana, sob. Lucu sekali. Karena kita biasanya melihat mereka mengenakan gamis dan jilbab yang besar, eh.. kali ini mengenakan celana. Aissss.. beda bangeeet.
Begitu mereka keluar dari kamar, jezzz lalu menghampiri kita berdua, spontan kita berdua ketawa cekikikan di belakang. Mereka itu jalan sambil malu-malu, tangan mereka menutup-nutupi paha dan pantat. Ini satu bukti bahwa mereka tidak terbiasa dengan pakaian seperti ini. Subhanalloh jiddan...
Apalagi saat ada seorang Ustad yang tiba-tiba melintas di depan mereka, mereka spontan merapat-rapatkan kaki, sambil menarik-narik baju ke bawah, maksudnya supaya menutupi paha dan pantat mereka. Bahasa tubuh mereka itu seperti sedang telanjang bulat, pokoknya gerakan mereka itu, ahh... lucu banget. Bisa di bilang "kayak cacing kapanasen". wkwkwk..
Padahal kita, Pe-De aja kan kalau make training begituan, justru malah di pamer-pamerin ke orang lain. Iya kan??? Hahaha.. :D
Kemudian, di sini aku tidak pernah mendengar mereka tertawa keras atau menyanyi-nyanyi dengan suara lepas, baik itu di kamar, di kamar mandi, di kelas, tidak pernah. Anak-anak di sini kalau bicara itu pelan, halus, senyumnya terukur, tertawanya sebatas cekikikan, bukan cekakakan. Khususnya yang perempuan. Karena kita di sini tinggal di asrama perempuan, sekaligus menjadi pembimbing asrama. So, di sini kita banyak menghabiskan waktu dengan sesama perempuan. Sedangkan asrama laki-laki ada tempatnya sendiri dan pembimbingnya sendiri.
Oh yaaa, mereka anak-anak perempuan, kalau mandi itu bersama-sama di luar kamar mandi. Hah??? Maksudnya? Ya, jadi di depan kamar mandi itu ada semacam bak panjang dan besar, berisi air. Mereka biasa mandi bersama mengenakan kain semacam "jarit". Hihii asyik kaaan.. ya mandi, ya ngerumpi, apalagi perempuan semua.. Tau laaah gimana kalau dibayangkan.. wkwk

Jadi, di sini kita seperti sedang hidup bersama bidadari-bidadari surga (kata Intan). Hehe..
Bagaimana tidak, gaya hidup mereka jauh dari kata gaya hidup modern. Itu yang membuat mereka terlihat lugu. Tidak seperti kita yang hidupnya sudah terkontaminasi dengan gaya hidup modern, yang mana kita selalu menerima segala budaya yang masuk dari luar, hampir tidak ada penyaringan, karena kita sangat toleran bukan? Mulai dari cara memakai media sosial, media elektronik, kita sangat up to date, mengikuti zaman banget... lalu soal bersosial, wah kita berbeda sekali dengan mereka. Kita, berbaur dengan laki-laki sudah hal yang biasaaa, mau nyanyi bareng, mau ketawa bareng, mau duduk-duduk bareng, yaa enjoy-enjoy saja. All iz well... Hehehe.. this is we are.. not like them..
Kesimpulannya, di sini itu.. kita menjadi perempuan 100%! Perempuan yang mahal. Hahaha...
 




0 komentar:

Posting Komentar