We are just an illusion. Aren't we?

Minggu, 17 April 2016
Sudah lama saya tidak menulis di blog ini. Apakah ini disebabkan oleh terlalu padatnya aktivitas saya atau karena sudah kehabisan bahan untuk dibicarakan? entahlah.. 
Tapi pada kesempatan ini saya ingin menuliskan kegundahan hati saya tentang hakikat eksistensi manusia, tumbuhan, hewan & lainnya di dunia ini. Jadi kegundahan ini awalnya muncul ketika saya mengikuti sebuah diskusi rutinan setiap bulan pada minggu kedua yang diadakan oleh Majelis Masyarakat Maiyah dalam acara Juguran Syafaat.
Oleh-oleh dari malam mingguan bersama rekan-rekan di Juguran Syafaat kemarin (Sabtu, 16 April 2016) yang mengangkat tema "Melancong Ke Masa Lalu", secara otomatis perbincangannya banyak membahas soal "waktu". Saya berasumsi bahwa "waktu" adalah "kenangan". Sebab ada yang mengatakan bahwa waktu adalah rentang / interval dari aktivitas pertama menuju aktivitas yang kedua hingga seterusnya. Nah, rentangnya itulah yang kita sebut sebagai waktu. Contoh kongkritnya seperti ini; saat kita berdiri, kemudian berjalan tiga langkah, hingga berada di depan cermin. Rentang / interval dari kita berdiri, melangkah, hingga sampai di depan cermin itulah yang dinamakan waktu.

Kalau bicara soal waktu, kita pasti sering mengalami mimpi ketika tidur. Misalnya, mimpi seolah sudah menjalankan aktivitas selama sehari/dua hari/lebih. Padahal ketika bangun kita sadar bahwa mimpi kita hanya berdurasi 1 jam/2 jam/lebih. Berarti waktu dalam alam mimpi dan alam dunia itu beda ya? dalam Alqur'an saja dikatakan bahwa 1 hari di akhirat = 1000 hari di dunia. Jadi, waktu itu relatif. Ya kan?

Nah, jika kita ingin membicarakan hal yang sudah terjadi tadi atau kemarin atau beberapa minggu lalu, kita menyebutnya kenangan. Kenangan ada karena direkam oleh memori otak kita. Jadi, kalau kita hanya diam saja sejatinya apakah kita tidak punya waktu? kita tidak punya kenangan? Artinya waktu itu tidak ada jika satu benda itu diam. Bagaimana kalau semua benda/makhluk seisi dunia ini diam? tak ada waktu? atau.. waktunya hanya saat diam itu saja (tidak berjalan)? berarti apakah waktu itu sejatinya hanya -asumsi dari memori otak kita saja- yang kita ciptakan sendiri? Wah..
Barangkali fenomena De Javu yang sering banyak orang alami termasuk saya, hal itu hanyalah produk kenangan yang manusia ciptakan melalui memori otak manusia masing-masing. Barangkali..

Oke, di atas bicara soal waktu. Sekarang soal manusia, hewan, benda, fisik, materi. Masih ingatkah bahwa partikel terkecil pada zat adalah atom? tapi ada penemuan baru bahwa ada yg lebih kecil dr atom, yaitu quark. Sementara belum ada penemuan yang membuktikan partikel yang lebih kecil dari quark. Quark merupakan partikel yang bersifat bukan materi (non-material), melainkan hanya "ruang hampa" yang mengandung "energi bermuatan listrik".

Jadi, batu kecil jika kita hancurkan secara terus menerus akan menjadi debu yang berterbangan dan begitu halus. Sejatinya debu halus pun masih mengandung partikel yaitu atom, kemudian atom mengandung quark, dan quark hanyalah ruang hampa yg mengandung energi listrik (hidup lho). Begitu juga dangan manusia, kita! kita sejatinya tidak lain seperti batu apabila tubuh kita digali lebih dalam maka akan mengandung atom, kemudian quark, yang hanyalah berisi "ruangan hampa" mengandung "energi listrik". Jadi baik manusia, hewan, tumbuhan, batu, dinding, meja, kursi, hakikatnya mereka semuanya hidup. Mereka semua memiliki energi. Subhanallah..

Hal-hal yang membuat kita memiliki kekuatan, keceriaan, kebahagiaan, emosional, bukanlah karena "fisik" kita, melainkan karena "energi" yang tak terlihat dalam diri kita. Dalam kata lain, dalam diri manusia ada "ruh". Ruh inilah yang membuat manusia bisa hidup. Ketika ruh sudah diambil, maka kita dinyatakan "mati", sekalipun jasad masih ada. lalu, apakah bumi, alam semesta dan seisinya (termasuk manusia) sejatinya hanyalah "ruang hampa" yang mengandung "energi" saja? berarti apakah fisik/materi pada hakikatnya tidak ada? apakah semua yang ada di dunia ini hakikatnya hanyalah ilusi??? ilusi yang sengaja Tuhan ciptakan melalui memori otak manusia? 

Berbicara soal Tuhan, yang mana Dia adalah "dzat" yang Maha Lembut (Lathif). Kita tahu bahwa jarak Tuhan begitu dekat dengan kita bahkan lebih dekat dari urat nadi. Sementara Tuhan tidak terlihat. Apakah eksistensi Tuhan bisa dikatakan sama dengan eksistensi "energi" atau "ruh" yang melekat pada setiap diri manusia, tumbuhan, dan makhluk lainnya? hanya saja kekuatan energi dalam dzat Tuhan jauh berbeda? Jangan-jangan Tuhan (Allah) sebenarnya juga ruh? Dan... apakah jangan-jangan semua yang ada pada kehidupan ini hakikatnya hanyalah ruh?

Apakah waktu dan segala fisik/materi di dunia ini hanyalah ilusi yang hanya kita ciptakan melalui memori otak kita saja??? berarti kita semua itu pada hakikatnya "tidak ada" dong? waktu tidak ada dong? hanya percikan-percikan "energi saja"?
Lalu surga dan neraka yang katanya nyata & akan kita ketahui ketika kita sudah meninggal (berarti kan bicara masa depan), jangan-jangan itu semua sebetulnya.. ahh.. saya takut untuk meneruskan.
Ngeri. Sungguh.
We are nothing.. we are just an illusion.. aren't we??? :(

0 komentar:

Posting Komentar