BAB I
A.
Latar
Belakang
Seabad yang lalu, penciptaan alam
semesta adalah sebuah konsep yang diabaikan para ahli astronomi. Alasannya
adalah penerimaan umum atas gagasan bahwa alam semesta telah ada sejak waktu
tak terbatas. Dalam mengkaji alam semesta, ilmuwan beranggapan bahwa jagat raya
hanyalah akumulasi materi dan tidak mempunyai awal. Tidak ada momen
"penciptaan", yakni momen ketika alam semesta dan segala isinya
muncul.
Gagasan "keberadaan abadi"
ini sesuai dengan pandangan orang Eropa yang berasal dari filsafat
materialisme. Filsafat ini, yang awalnya dikembangkan di dunia Yunani kuno,
menyatakan bahwa materi adalah satu-satunya yang ada di jagat raya dan jagat
raya ada sejak waktu tak terbatas dan akan ada selamanya. Filsafat ini bertahan
dalam bentuk-bentuk berbeda selama zaman Romawi, namun pada akhir kekaisaran
Romawi dan Abad Pertengahan, materialisme mulai mengalami kemunduran karena
pengaruh filsafat gereja Katolik dan Kristen. Setelah Renaisans, materialisme
kembali mendapatkan penerimaan luas di antara pelajar dan ilmuwan Eropa,
sebagian besar karena kesetiaan mereka terhadap filsafat Yunani kuno.
Filsuf Jerman, Immanuel Kant adalah orang pertama yang mengajukan pernyataan
"alam semesta tanpa batas" pada Zaman Baru. Tetapi penemuan ilmiah
menggugurkan pernyataan Kant.
|
Immanuel Kant-lah yang pada masa Pencerahan Eropa,
menyatakan dan mendukung kembali materialisme. Kant menyatakan bahwa alam
semesta ada selamanya dan bahwa setiap probabilitas, betapapun mustahil, harus
dianggap mungkin. Pengikut Kant terus mempertahankan gagasannya tentang alam
semesta tanpa batas beserta materialisme. Pada awal abad ke-19, gagasan bahwa
alam semesta tidak mempunyai awal- bahwa tidak pernah ada momen ketika jagat
raya diciptakan-secara luas diterima. Pandangan ini dibawa ke abad ke-20
melalui karya-karya materialis dialektik seperti Karl Marx dan Friedrich
Engels.
Pandangan tentang alam semesta tanpa batas sangat
sesuai dengan ateisme. Tidak sulit melihat alasannya. Untuk meyakini bahwa alam
semesta mempunyai permulaan, bisa berarti bahwa ia diciptakan dan itu berarti,
tentu saja, memerlukan pencipta, yaitu Tuhan. Jauh lebih mudah dan aman untuk
menghindari isu ini dengan mengajukan gagasan bahwa "alam semesta ada
selamanya", meskipun tidak ada dasar ilmiah sekecil apa pun untuk membuat
klaim seperti itu. Georges Politzer, yang mendukung dan mempertahankan gagasan
ini dalam buku-bukunya yang diterbitkan pada awal abad ke-20, adalah pendukung
setia Marxisme dan Materialisme.
Dengan mempercayai kebenaran model "jagat raya
tanpa batas", Politzer menolak gagasan penciptaan dalam bukunya Principes
Fondamentaux de Philosophie ketika dia menulis:
Alam semesta bukanlah
objek yang diciptakan, jika memang demikian, maka jagat raya harus diciptakan
secara seketika oleh Tuhan dan muncul dari ketiadaan. Untuk mengakui
penciptaan, orang harus mengakui, sejak awal, keberadaan momen ketika alam
semesta tidak ada, dan bahwa sesuatu muncul dari ketiadaan. Ini pandangan yang
tidak bisa diterima sains.
Politzer menganggap sains berada di
pihaknya dalam pembelaannya terhadap gagasan alam semesta tanpa batas.
Kenyataannya, sains merupakan bukti bahwa jagat raya sungguh-sungguh mempunyai
permulaan. Dan seperti yang dinyatakan Politzer sendiri, jika ada penciptaan
maka harus ada penciptanya
B. Rumusan Masalah
Makalah tentang proses terjadinya alam semesta dan asalmula
kejadian manusia. Mencakup beberapa permasalahan yaitu sebagai berikut :
1.
Asal mula penciptaan alam semesta ?
2.
Teori penciptaan alam semesta ?
3.
Asal mula penciptaan makhluk hidup ?
C. Sistematika
Penulisan
Karya tulis ini terdiri dari tiga bab, dengan sistematika penulisan sebagai
berikut :
BAB I : Pendahuluan yang
memuat latar belakang dan rumusan masalah.
BAB II : Pembahasan berisikan tentang asal mula
penciptaan alam semesta
: Berisikan
tentang asal mula penciptaan makhluk hidup.
BAB III : Penutup yang
terdiri dari kesimpulan.
BAB II
PEMBAHASAN
PROSES
TERJADINYA ALAM SEMESTA
A. Proses Terjadinya
Alam Semesta
Alam semesta ini sangat besar, sehingga kita sulit mengetahui seberapa
besar dan luasnya. Alam semesta terdiri dari miliaran galaksi dan benda-benda
langit yang tidak terhitung banyaknya, ini adalah kebesaran Allah SWT. Hanya
sekitar 10% benda langit dari hasil penelitian di ruang angkasa yang bisa
dikenali, sedangkan sisanya belum bisa dikenali.
Sepanjang sejarah dunia, manusia mempunyai rasa ingin tahu yang amat besar
tentang dunia ruang angkasa yang sangat luas. Ini terbukti dari dikirimnya
astronot ke luar angkasa sejak dulu sampai yang pertama bisa menginjak bulan
adalah pesawat Apollo 11. Hingga saat ini kejadian alam yang sementara berlaku
adalah teori Big Bang, yaitu teori ledakan besar.
Menurut teori Big Bang terbentuknya bumi 14 miliar tahun yang lalu karena
adanya ledakan besar. Hal ini menunjukkan bahwa dahulu ruang angkasa, galaksi,
planet-planet, matahari, bumi, dan semua benda yang ada di alam semesta menjadi
satu. Kemudian terpisah karena terjadinya ledakan besar sehingga terbentuk bumi
seperti sekarang ini.
Dari ledakan besar tersebut membuat “keteraturan” di alam semesta ini.
Miliaran galaksi, planet, dan benda-benda lain bisa tersusun rapi dan berfungsi
dengan tepat. Sungguh sempurna keteraturan tersebut.
Jika kita melihat kembali yang terdapat pada ayat-ayat Al-Qur’an Az-zumar
ayat 5:
“Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; dia
menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan
matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan.
ingatlah dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun”
Dan Al-Qur’an surat Ar-Rahman ayat 33:
“Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi)
penjuru langit dan bumi, Maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali
dengan kekuatan”
Dari potongan ayat diatas jelaslah bahwa bumi dan semua benda-benda ruang
angkasa saling berputar secara teratur. Dan manusia boleh meneliti apa yang ada
di angkasa luas, tetapi jangan lupa bahwa semua sesuai kehendak Allah SWT.
1.
Asal Mula Penciptaan Alam Semesta
Ilmu pengetahuan moderen, ilmu
astronomi, baik yang berdasarkan pengamatan maupun berupa teori, dengan jelas
menunjukkan bahwa pada suatu
saat seluruh alam semesta masih berupa 'gumpalan asap' (yaitu komposisi gas yang sangat rapat
dan tak tembus pandang, The
First Three Minutes, a Modern View of the Origin of the Universe, Weinberg,
hal. 94-105.). Hal ini merupakan sebuah prinsip yang tak diragukan lagi menurut
standar astronomi moderen. Para ilmuwan sekarang dapat melihat pembentukan
bintang-bintang baru dari peninggalan 'gumpalan asap' semacam itu.
Bintang-bintang yang berkilauan yang
kita lihat di malam hari, sebagaimana seluruh alam semesta, dulunya berupa
materi 'asap' semacam itu. Allah telah berfirman di dalam Al Qur'an:
ثُمَّ اسْتَوَىٰ إِلَى السَّمَاءِ وَهِيَ
دُخَانٌ
Kemudian Dia menuju
kepada penciptaan langit dan langit itu masih
merupakan asap,... (Al Fushshiilat, 41: 11)
Karena bumi dan langit di atasnya
(matahari, bulan, bintang, planet, galaksi dan lain-lain) terbentuk dari
'gumpalan asap' yang sama, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa matahari dan
bumi dahulu merupakan satu kesatuan. Kemudian mereka berpisah dan terbentuk
dari 'asap' yang homogen ini. Allah telah berfirman:
أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ
السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا
Dan apakah
orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya
dahulu adalah suatu yang padu,
kemudian Kami pisahkan antara keduanya. (Al Anbiya, 21:30)
Dr. Alfred Kroner adalah salah satu ahli
ilmu bumi terkemuka. Ia adalah Profesor geologi dan Kepala Departemen Geologi
pada Institute of Geosciences, Johannes Gutenberg University, Mainz, Jerman. Ia
berkata: "Jika menilik tempat asal Muhammad... Saya pikir sangat tidak
mungkin jika ia bisa mengetahui sesuatu semisal asal mula alam semesta dari
materi yang satu, karena para ilmuwan saja baru mengetahui hal ini dalam
beberapa tahun yang lalu melalui berbagai cara yang rumit dan dengan teknologi
mutakhir. Inilah kenyataannya." Ia juga berkata: "Seseorang yang tidak
mengetahui apapun tentang fisika inti 14 abad yang lalu, menurut saya, tidak
akan pernah bisa mengetahui, melalui pemikirannya sendiri, bahwa dulunya bumi
dan langit berasal dari hal yang satu."
2.
Teori Penciptaan Alam Semesta
·
Teori Big Bang
Big
Bang merupakan petunjuk nyata bahwa alam semesta telah 'diciptakan dari
ketiadaan', dengan kata lain ia diciptakan oleh Allah. Karena alasan ini, para
astronom yang meyakini paham materialis senantiasa menolak Big Bang dan
mempertahankan gagasan alam semesta tak hingga. Alasan penolakan ini terungkap
dalam perkataan Arthur Eddington, salah seorang fisikawan materialis terkenal
yang mengatakan: "Secara filosofis, gagasan tentang permulaan tiba-tiba
dari tatanan Alam yang ada saat ini sungguh menjijikkan bagi saya".
Seorang materialis lain, astronom terkemuka asal Inggris, Sir Fred Hoyle adalah termasuk yang paling merasa terganggu oleh teori Big Bang. Di pertengahan abad 20, Hoyle mengemukakan suatu teori yang disebut steady-state yang mirip dengan teori 'alam semesta tetap' di abad 19. Teori steady-state menyatakan bahwa alam semesta berukuran tak hingga dan kekal sepanjang masa. Dengan tujuan mempertahankan paham materialis, teori ini sama sekali berseberangan dengan teori Big Bang, yang mengatakan bahwa alam semesta memiliki permulaan. Mereka yang mempertahankan teori steady-state telah lama menentang teori Big Bang. Namun, ilmu pengetahuan justru meruntuhkan pandangan mereka.
Seorang materialis lain, astronom terkemuka asal Inggris, Sir Fred Hoyle adalah termasuk yang paling merasa terganggu oleh teori Big Bang. Di pertengahan abad 20, Hoyle mengemukakan suatu teori yang disebut steady-state yang mirip dengan teori 'alam semesta tetap' di abad 19. Teori steady-state menyatakan bahwa alam semesta berukuran tak hingga dan kekal sepanjang masa. Dengan tujuan mempertahankan paham materialis, teori ini sama sekali berseberangan dengan teori Big Bang, yang mengatakan bahwa alam semesta memiliki permulaan. Mereka yang mempertahankan teori steady-state telah lama menentang teori Big Bang. Namun, ilmu pengetahuan justru meruntuhkan pandangan mereka.
Pada tahun 1948, Gerge Gamov muncul dengan
gagasan lain tentang Big Bang. Ia mengatakan bahwa setelah pembentukan alam
semesta melalui ledakan raksasa, sisa radiasi yang ditinggalkan oleh ledakan
ini haruslah ada di alam. Selain itu, radiasi ini haruslah tersebar merata di
segenap penjuru alam semesta. Bukti yang 'seharusnya ada' ini pada akhirnya
diketemukan. Pada tahun 1965, dua peneliti bernama Arno Penziaz dan Robert
Wilson menemukan gelombang ini tanpa sengaja. Radiasi ini, yang disebut
'radiasi latar kosmis', tidak terlihat memancar dari satu sumber tertentu, akan
tetapi meliputi keseluruhan ruang angkasa. Demikianlah, diketahui bahwa radiasi
ini adalah sisa radiasi peninggalan dari tahapan awal peristiwa Big Bang.
Penzias dan Wilson dianugerahi hadiah Nobel untuk penemuan mereka.
Pada tahun 1989, NASA mengirimkan satelit
Cosmic Background Explorer. COBE ke ruang angkasa untuk melakukan penelitian
tentang radiasi latar kosmis. Hanya perlu 8 menit bagi COBE untuk membuktikan
perhitungan Penziaz dan Wilson. COBE telah menemukan sisa ledakan raksasa yang
telah terjadi di awal pembentukan alam semesta. Dinyatakan sebagai penemuan
astronomi terbesar sepanjang masa, penemuan ini dengan jelas membuktikan teori
Big Bang.
Bukti penting lain bagi Big Bang adalah
jumlah hidrogen dan helium di ruang angkasa. Dalam berbagai penelitian,
diketahui bahwa konsentrasi hidrogen-helium di alam semesta bersesuaian dengan
perhitungan teoritis konsentrasi hidrogen-helium sisa peninggalan peristiwa Big
Bang. Jika alam semesta tak memiliki permulaan dan jika ia telah ada sejak dulu
kala, maka unsur hidrogen ini seharusnya telah habis sama sekali dan berubah
menjadi helium.
Segala bukti meyakinkan ini menyebabkan
teori Big Bang diterima oleh masyarakat ilmiah. Model Big Bang adalah titik
terakhir yang dicapai ilmu pengetahuan tentang asal muasal alam semesta.
Begitulah, alam semesta ini telah diciptakan oleh Allah Yang Maha Perkasa
dengan sempurna tanpa cacat:
Yang
telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat
pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka
lihtatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang. (QS. Al-Mulk, 67:3)
·
Teori Alam Yang Berosilasi (Oscillating Theory).
Weinberg menggambarkan bahwa alam
semesta berkembang kempis, meledak dan berekspansi untuk kemudian kembali lagi
mengecil berulang-ulang tanpa awal dan tanpa akhir. Teori ini jelas mencoba
mengingkari Sang Kreator Agung sebagai pencipta
alam semesta yang memulai/menciptakan alam dari tiada menjadi ada.
·
Teori Alam Dalam Keadaan Tetap (Steady State Universe Theory)
Teori Keadaan Tetap menyebutkan bahwa alam semesta selalu
memuai dengan laju tetap dan materi baru terus menerus tercipta. Akibatnya,
dalam ruang tertentu selalu dipadati oleh materi yang berjumlah tetap. Teori
ini diajukan oleh ahli kosmologi bangsa Inggris (Fred Hoyle, Herman Bondi dan
Thomas Gold). Dikatakan bahwa alam semesta ini tak berawal dan tak berakhir. Di
mana-mana sama setiap saat. Agar alam semesta selalu dalam keadaan begitu maka
perlu diciptakan bahan baru secara sinambung. Bahan baru ini menimbulkan
tekanan yang memaksa alam semesta memuai secara terus-menerus. Bahan baru
tersebut selanjutnya memadat menjadi galaksi untuk mengisi kekosongan yang
ditimbulkan karena pemuaian.
Penciptaan zat berkesinambungan dalam ruang angkasa yang
nampaknya kosong itu, diterima secara skeptis oleh para ahli, termasuk Wilson
dan Penzias, ahli astronomi radio. Dalam observasinya
pada tahun 1964, kedua ilmuwan ini menemukan sisa radiasi gelombang makro
disegenap penjuru alam. Penemuan radiasi gelombang ini merupakan efek dari
ledakan dahsyat. Hal ini kemudian memperkuat teori Big Bang. Karena berbagai
fakta astrofisika ditemukan. Maka Hoyle dan para ilmuwan yang sepaham
dengannya, mulai meninggalkan teori keadaan tetap yang digagasnya sendiri itu.
B. Asal Mula Penciptaan Makhluk Hidup
Suatu benda dikatakan hidup jika mampu
menunjukkan ciri-ciri kehidupan yaitu : memerlukan nutrisi, bergerak, bernafas,
tumbuh dan berkembang, melakukan ekskresi/ pengeluaran sisa-sisa metabolism,
berkembang biak, peka terhadap rangsangan (iritabilita), koordinasi, dan
adaptasi.
Bagaimana makhluk hidup pertama lahir masih merupakan misteri yang belum bisa diungkap para ilmuan. Secara umum Teori asal usul kehidupan ada dua, yaitu abiogenesis ( makhluk hidup berasal dari benda mati) dan biogenesis (makhluk hidup brasal dari makhluk hidup juga).
1) Teori Abiogenesis
Pemuka paham ini adalah seorang bangsa Yunani, yaitu Aristoteles (394-322 sebelum masehi). Teorinya mengatakan kalau makhluk hidup yang pertama menghuni bumi ini adalah berasal dari benda mati. Timbulnya makhluk hidup pertama itu terjadi secara spontan karena adanya gaya hidup. Oleh karena itu paham abiogenesis disebut juga paham generatio spontanea. Paham ini bertahan cukup lama, yaitu semenjak zaman Yunani kuno (ratusan tahun sebelum masehi) hingga pertengahan abad ke 17.
Pada pertengahan abad ke 17 paham ini seolah-olah diperkuat oleh antonie van Leeuweunhoek, seorang bangsa Belanda. Dia menemukan mikroskop sederhana yang dapat digunakan untuk melihat jentik-jentik (makhluk hidup) amat kecil pada setetes rendaman air jerami. Hal inilah yang seolah-olah memperkuat paham abiogenesis.
2) Teori Biogenesis
Setelah bertahan cukup lama, paham abiogenesis mulai diragukan. Beberapa ahli kemudian mengemukakan paham biogenesis. Beberapa ahli yang mengemukakan paham biogenesis antara lain :
a. Francesco Redi (Italia, 1626-1697)
Redi menentang teori abiogenesis dengan mengadakan percobaan menggunakan toples dan daging. Toples 1 diisi daging yang ditutup rapat-rapat. Toples 2 diisi daging dan ditutup kain kasa. Toples 3 diiisi daging dan dibuka. Ketiga toples ini dibiarkan beberapa hari. Dari hasil percobaan ini ia mengambil kesimpulan sebagai berikut : Larva (kehidupan) bukan berasal dari daging yang membusuk tetapi berasal dari lalat yang dapat masuk ke dalam tabung dan bertelur pada keratin daging.
b. Lazzaro Spallanzani (Italia, 1729-1799)
Spallanzani menentang pendapat John Needham (penganut paham abiogenesis), menurutnya kehidupan yang terjadi pada air kaldu disebabkan oleh pemanasan yang tidak sempurna. Kesimpulan percobaan spallanzani adalah : pada tabung terbuka terdapat kehidupan berasal dari udara, pada tabung tertutup tidak terdapat kehidupan, hal ini membuktikan bahwa kehidupan bukan dari air kaldu.
c. Louis Pasteur (Perancis, 1822-1895)
Louis Pasteur melakukan percobaan yang menyempurnakan percobaan Spalanzani. Pasteur mlakukan percobaan menggunakan labu yang penutupnya leher angsa, bertujuan untuk membuktikan bahwa mikroorganisme terdapat di udara bersama dengan debu. Hasil percobaannya adalah sebagai berikut :
- Mikroorganisme yang tumbuh bukan berasal dari benda mati (cairan) tetapi dari mikroorganisme yang terdapat di udara
- Jasad renik terdapat di udara bersama dengan debu
Dari percobaan ini, gugurlah teori abiogenesis tersebut.
Pasteur terkenal dengan semboyannya “Omne vivum ex ovo, omne ovum ex vivo” yang mengandung pengertian : kehidupan berasal dari telur dan telur dihasilkan makhluk hidup, makhluk hidup sekarang berasal dari makhluk hidup sebelumnya, makhluk hidup berasal dari makhluk hidup juga.
Bagaimana makhluk hidup pertama lahir masih merupakan misteri yang belum bisa diungkap para ilmuan. Secara umum Teori asal usul kehidupan ada dua, yaitu abiogenesis ( makhluk hidup berasal dari benda mati) dan biogenesis (makhluk hidup brasal dari makhluk hidup juga).
1) Teori Abiogenesis
Pemuka paham ini adalah seorang bangsa Yunani, yaitu Aristoteles (394-322 sebelum masehi). Teorinya mengatakan kalau makhluk hidup yang pertama menghuni bumi ini adalah berasal dari benda mati. Timbulnya makhluk hidup pertama itu terjadi secara spontan karena adanya gaya hidup. Oleh karena itu paham abiogenesis disebut juga paham generatio spontanea. Paham ini bertahan cukup lama, yaitu semenjak zaman Yunani kuno (ratusan tahun sebelum masehi) hingga pertengahan abad ke 17.
Pada pertengahan abad ke 17 paham ini seolah-olah diperkuat oleh antonie van Leeuweunhoek, seorang bangsa Belanda. Dia menemukan mikroskop sederhana yang dapat digunakan untuk melihat jentik-jentik (makhluk hidup) amat kecil pada setetes rendaman air jerami. Hal inilah yang seolah-olah memperkuat paham abiogenesis.
2) Teori Biogenesis
Setelah bertahan cukup lama, paham abiogenesis mulai diragukan. Beberapa ahli kemudian mengemukakan paham biogenesis. Beberapa ahli yang mengemukakan paham biogenesis antara lain :
a. Francesco Redi (Italia, 1626-1697)
Redi menentang teori abiogenesis dengan mengadakan percobaan menggunakan toples dan daging. Toples 1 diisi daging yang ditutup rapat-rapat. Toples 2 diisi daging dan ditutup kain kasa. Toples 3 diiisi daging dan dibuka. Ketiga toples ini dibiarkan beberapa hari. Dari hasil percobaan ini ia mengambil kesimpulan sebagai berikut : Larva (kehidupan) bukan berasal dari daging yang membusuk tetapi berasal dari lalat yang dapat masuk ke dalam tabung dan bertelur pada keratin daging.
b. Lazzaro Spallanzani (Italia, 1729-1799)
Spallanzani menentang pendapat John Needham (penganut paham abiogenesis), menurutnya kehidupan yang terjadi pada air kaldu disebabkan oleh pemanasan yang tidak sempurna. Kesimpulan percobaan spallanzani adalah : pada tabung terbuka terdapat kehidupan berasal dari udara, pada tabung tertutup tidak terdapat kehidupan, hal ini membuktikan bahwa kehidupan bukan dari air kaldu.
c. Louis Pasteur (Perancis, 1822-1895)
Louis Pasteur melakukan percobaan yang menyempurnakan percobaan Spalanzani. Pasteur mlakukan percobaan menggunakan labu yang penutupnya leher angsa, bertujuan untuk membuktikan bahwa mikroorganisme terdapat di udara bersama dengan debu. Hasil percobaannya adalah sebagai berikut :
- Mikroorganisme yang tumbuh bukan berasal dari benda mati (cairan) tetapi dari mikroorganisme yang terdapat di udara
- Jasad renik terdapat di udara bersama dengan debu
Dari percobaan ini, gugurlah teori abiogenesis tersebut.
Pasteur terkenal dengan semboyannya “Omne vivum ex ovo, omne ovum ex vivo” yang mengandung pengertian : kehidupan berasal dari telur dan telur dihasilkan makhluk hidup, makhluk hidup sekarang berasal dari makhluk hidup sebelumnya, makhluk hidup berasal dari makhluk hidup juga.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Alam
semesta adalah suatu ruangan yang maha besar yang di dalamnya terdapat
kehidupan yang biotik dan abiotik, serta di dalamnya terjadi segala peristiwa
alam baik yang dapat diungkapkan manusia maupun yang tidak.
Terdapat beberapa teori asal
mula penciptaan alam semesta, yaitu ; teori Big Bang, teori alam yang
berosilasi dan teori alam dalam keadaan tetap.
Dan terdapat dua teori asal
mula makhluk hidup, yaitu; Biogenesis dan Abiogenesis.
wow sangat menarik sekali