Akan Ada Kurikulum 2013

Minggu, 02 Desember 2012

Kurikulum adalah seperangkat/system rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman untuk menggunakan aktivitas belajar mengajar.
Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhamad Nuh mengatakan bahwa inti dari Kurikulum 2013, adalah ada pada upaya penyederhanaan, dan tematik-integratif yang menekankan pada pendidikan karakter. Kurikulum 2013 disiapkan untuk mencetak generasi yang siap di dalam menghadapi masa depan. Karena itu kurikulum disusun untuk mengantisipasi perkembangan masa depan. Dengan pendidikan bersifat tematik akan dapat mengembangkan tindak kompetensi penting, yakni perilaku, keterampilan, dan pengetahuan. Selain itu, melalui pendekatan tematik ini, diharapkan  dapat  memberikan ruang gerak bagi siswa untuk berekspresi seluas-luasnya dalam mengembangkan segenap potensi yang dimilikinya.
Untuk penerapan kurikulum 2013, menurut Nuh, Kemdikbud tidak hanya menyiapkan kurikulum yang saat ini sedang dalam proses uji publik, selain dilakukan secara online, uji publik yang dijadwalkan dari tanggal 29 November-23 Desember itu rencananya akan dilakukan melalui roadshow ke lima kota besar dan 33 kabupaten/kota di Indonesia. Pada saat bersamaan, sedang disiapkan pula buku-buku pelajaran yang berkurikulum 2013.
Semua elemen masyarakat dapat berpendapat dan memberi masukan untuk penyempurnaan calon kurikulum pengganti Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ini. Masyarakat umum bisa berpendapat dan memberi masukan melalui situs http://kurikulum2013.kemdikbud.go.id
Dari laman yang sama pula, masyarakat bisa mendapatkan draf kurikulum baru dan alternatif yang ditawarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terkait teknis pelaksanaannya.   
         Konsep Kurikulum 2013
A.    Penambahan jam belajar dalam kurikulum 2013
Penambahan jam belajar di SD dari 26 jam menjadi 30 jam per minggu, sementara di SMP dari 32 jam menjadi 38 jam per minggu.
B.     Pengurangan mata pelajaran sekolah dalam kurikulum 2013
Pengurangan mata pelajaran sekolah pada kurikulum 2013 yaitu pada tingkat SD dan SMP.
1.      Untuk SD yang semula 10 mata pelajaran, di tahun 2013 akan mempunyai 6 mata pelajaran, yakni Matematika, Bahasa Indonesia, Agama, Pendidikan Jasmani, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dan Kesenian.
2.      Untuk SMP yang semula 12 mata pelajaran, di tahun 2013 akan mempunyai 10 mata pelajaran, yakni Pendidikan Agama, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, Bahasa Inggris, Seni Budaya dan Muatan Lokal, Pendidikan jasmani dan Kesehatan, dan Prakarya.
Sasaran Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 akan diterapkan secara bertahap selama tiga tahun. Pada tahun 2013/2014,  kurikulum itu akan diterapkan di kelas I dan IV sekolah dasar, kelas VII SMP, baik negeri yang dikelola kemendikbud maupun Kementrian Agama dan juga sekolah swasta,  serta kelas X SMA/SMK di seluruh Indonesia, sedangkan yang lainnya bertahap. Alasanya, karena kelas yang lebih tinggi sedang mempersiapkan ujian nasional. Harapannya, tiga tahun akan datang semua tingkatan sudah menggunakan sistem ini.
Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, pada tahun kedua kurikulum 2013 diperluas penerapannya di kelas II SD, kelas VIII SMP, dan kelas XI SMA. Pada tahun ketiga kurikulum ditambah dengan kelas yang tersisa.
Adapun obyek yang menjadi pembelajaran dalam penataan dan penyempurnaan kurikulum 2013 ini, menekankan pada fenomena alam, sosial, seni, dan budaya, dengan menekankan aspek kognitif, afektif, psikomotorik melalui penilaian berbasis tes dan portofolio saling melengkapi.
         Tujuan Kurikulum 2013
Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, tujuan kurikulum 2013 adalah mendorong peserta didik mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan) apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui, setelah menerima materi pembelajaran. 
Orientasi pengembangan kurikulum 2013 adalah tercapainya kompetensi yang berimbang antara sikap, keterampilan, dan pengetahuan, disamping cara pembelajarannya yang holistik dan menyenangkan.
Muhamad Nuh mengatakan “diharapkan siswa kita memiliki kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif, sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di zamannya, memasuki masa depan yang lebih baik.”
Dengan kurikulum baru ini, anak-anak diharapkan aktif mencari tahu sedangkan guru hanya mengarahkan anak-anak ini untuk melakukan observasi sendiri.
Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 2013
               A.    Kelebihan kurikulum 2013 berdasarkan perspektif sosiologi pendidikan :
1.      Kurikulum 2013 merupakan asli Indonesia, tanpa terkontaminasi dengan kurikulum di negara lain, jadi akan lebih menunjukkan jati diri bangsa Indonesia, hal ini seperti yang pernah dikatakan oleh Muhamad Nuh.
2.      Secara konsep, kurikulum baru ini menawarkan sesuatu yang baru dan berbeda dari yang sebelumnya.
3.      Perubahan kurikulum pada  dasarnya merupakan konsekuensi logis dari sifat dasar pendidikan yang dinamis,  senantiasa bergerak mengikuti dan menyesuaikan dengan perubahan faktor-faktor yang melandasinya, baik filosofis, psikologis, sosiologis, IPTEK dan faktor-faktor lainnya. Oleh karena itu, saya memandang positif terhadap rencana perubahan kurikulum ini. Saya berharap kurikulum baru ini dapat mengakomodir kepentingan peserta didik, yang sebagian besar mereka saat ini secara sosiologis sedang berada dalam tahapan generaso Z, yakni suatu generasi yang hidup dan dibesarkan dalam era digital, dengan segala kompleksitas yang menyertainya
B.     Kekurangan Kurikulum 2013 berdasarkan perspektif sosiologi pendidikan :
1.      Perubahan kurikulum yang ada saat ini hanya fokus pada materi ajar saja. Sementara aspek pedagogik atau metode pengajaran yang dilakukan di sekolah tidak mengalami perubahan yang signifikan.   Tanpa merevisi aspek guru dan pedagogiknya. Sebagus apapun materi ajar tidak akan diserap optimal oleh peserta didik tanpa pola ajar yang baik. Dalam masalah ini, secara sosiologi pendidikan, ini terkesan ada pemaksaan terhadap guru atas tuntutan kurikulum ini.
Guru selalu dipandang semata sebagai pelaksana kurikulum. Padahal, guru pun berhak ikut memikirkan kebijakan yang baik untuk pendidikan.
Selama ini kurikulum hanya dianggap semacam daftar mata pelajaran saja. Akibatnya, cara pandang yang salah tentang kurikulum ini juga membuat pola yang salah saat mengubah kurikulum.  
2.      Berkaitan dengan penambahan jam belajar siswa, perlu juga dipikirkan bagaimana makan siang anak. Apakah sekolah siap menyediakan?
Kebosanan anak-anak terhadap aktivitas belajar yang semakin panjang perlu diperhatikan. Demikian juga dampaknya pada aktivitas anak seusai sekolah, seperti madrasah sore hari serta kursus atau les untuk pengembangan bakat dan minat yang tak diakomodasi sekolah.          
Ketika jam belajar bertambah panjang, yang utamanya apakah guru sudah siap berubah dengan pembelajaran yang menyenangkan dan kreatif?
3.      Dalam kurikulum 2013 ada beberapa mata pelajaran yang dihilangkan, seperti di SD adalah dihilangkannya mata pelajaran Bahasa Inggris, dan di SMP adalah dihilangkannya mata pelajaran TIK. Lalu, akan dikemanakan guru pengajar Bahasa Inggris maupun TIK?
4.      Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhammad Nuh juga sempat mengatakan bahwa masalah UN untuk tingkat SD seiring diberlakukannya kurikulum baru pada Juni 2013 masih dibahas. Namun ada kemungkinan UN untuk SD dapat ditiadakan melihat sistem pembelajaran yang berbasisi tematik integratif, yang mana mata pelajaran IPA dan IPS itu tidak ada, dan pembahasan mengenai keduanya itu masuk ke dalam tema-tema kecil yang ada pada mata pelajaran yang diadakan.


Kurikulum 2013 ini hanya fokus pada materi ajar saja. Sementara aspek pedagogik atau metode pengajaran yang dilakukan di sekolah kurang mendapatkan perhatian. Salah satu elemen penting dalam implementasi kurikulum adalah guru. Oleh karena itu, guru harus dipersiapkan dengan matang untuk memahami konsep kurikulum yang akan diterapkan pada anak didiknya. Guru-guru di Indonesia ini paling tidak harus diberi pembinaan untuk implementasi kurikulum 2013 ini. Bila mungkin, guru dilibatkan dalam penyusunan kurikulum baru ini.
Bila Ujian Nasional di tingkat SD sulit diadakan karena sistem pembelajaran yang berbasis tematik integratif, mungkin Ujian Nasional tetap berlanjut dengan pola dan cara yang berbeda dari yang selama ini dijalankan.
Kita tahu bahwa dimana pun tak pernah ada kurikulum yang sempurna, dan  kita semua berharap semoga kurikulum baru ini setidaknya dapat diandalkan dan menjadi tumpuan harapan baru bagi terciptanya pendidikan dan kehidupan yang lebih baik di negeri ini, baik dalam aspek sosiologis, psikologis, moral, IPTEK dan aspek-aspek lainnya. 








2 komentar:

  1. Maurenchesaria mengatakan...:

    awal yang baik untuk pendidikan bangsa indonesia..

Posting Komentar